Jl. Wijaya I No. 71 RT10 RW1, Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

Sambut Industri Kendaraan Listrik, BPPT dan Pertamina Resmikan Dua Stasiun Pengisian

bersinergi-untuk-energi-bersih-pertamina-dan-bppt-resmikan-2-stasiun-pengisian-kendaraan-listrik-umum-0VlwIM3om3

Sambut Industri Kendaraan Listrik, BPPT dan Pertamina Resmikan Dua Stasiun Pengisian

Jakarta, Beritasatu.com– BPPT dan Pertamina meresmikan dua stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di Jakarta secara virtual, Kamis (5/8/2021). Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina Jalan Lenteng Agung dan MT Haryono akan menjadi bentuk kesiapan Indonesia menyambut industri kendaraan listrik.

Peresmian SPKLU dilakukan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza dan Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati pada Kamis (5/8).

“Pertamina juga mendukung pemerintah dalam pengembangan industri mobil listrik ini yaitu pengembangan ekosistem panel listrik, termasuk baterai listrik. Kami juga bekerja sama dengan sejumlah tempat wisata untuk kendaraan listrik,” ujar Nicke.

SPKLU yang diresmikan di SPBU Jalan MT Haryono dan Lenteng Agung memiliki fasilitas fast charging 50 kW dan juga dilengkapi dengan beberapa jenis colokan atau plug charger kendaraan yang memenuhi standar Eropa dan Jepang, seperti CCS2 gun (standar Eropa), Chademo (standar Jepang), serta AC Type 2 dengan daya 43 kW.

Pembangunan SPKLU ini merupakan kerja sama BPPT dan PT Pertamina dalam pengkajian dan penerapan teknologi untuk mendukung pengembangan ekosistem kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB), sesuai Peraturan Presiden No. 55 tahun 2019.

Kerja sama ini diinisiasi melalui suatu kajian bersama tentang teknologi, standar teknis, standar keamanan, dan analisis tekno-ekonomi. Kemudian dilanjutkan dengan kajian operasional SPKLU, yang meliputi evaluasi kinerja, pembuatan standard operating procedure (SOP), dan kajian simulasi model bisnisnya.

Dalam acara tersebut, Hammam mengatakan kerja sama pengembangan SPKLU ini bukanlah ujung akhir dari pengembangan yang dilakukan. Namun kerja sama ini justru merupakan suatu milestone awal bagi pengembangan industri SPKLU dan ekosistem KBLBB di Indonesia.

Selain mendukung penggunaan energi bersih dan terbarukan di Indonesia, Hammam menilai pembangunan SPKLU juga turut membantu menumbuhkan industri pendukung (komponen) KBLBB. Peluang ini yang harus segera dimanfaatkan, jika di-breakdown, banyak komponen dari SPKLU yang bisa dibuat secara lokal, sehingga meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri.

Hammam mengatakan kendaraan listrik diprediksi akan menjadi lifestyle bahkan future trend. Oleh karena itu, BPPT bersama Pertamina mulai mempersiapkan diri dari sekarang untuk mengantisipasi transisi penggunaan energi.

Hammam mengatakan melalui kerja sama dengan PT Pertamina, maka operasional SPKLU ini akan dilakukan sepenuhnya oleh Pertamina. Sebagai bagian dari kerja sama studi, sistem dan operasional dari SPKLU ini akan tetap dalam bagian kajian, sehingga dapat dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan untuk memacu tumbuhnya infrastruktur ekosistem KBLBB. BPPT akan selalu menjadi bagian dalam pengembangan industri dan ekosistem KBLBB di Indonesia.

BPPT merupakan pioneer bagi pengembangan SPKLU berjenis fast charging di Indonesia. Dengan mengimplementasi peran kliring teknologi, SPKLU jenis fast charging telah diinisiasi pembangunannya pada tahun 2018 yang berlokasi di kantor BPPT Thamrin Jakarta dan kantor B2TKE-BPPT, PUSPIPTEK, Tangerang Selatan. Kemudian pada tahun 2019, untuk mendukung pengembangan industri manufaktur SPKLU, BPPT bersama PT LEN bekerja sama membangun SPKLU yang berlokasi di PT LEN Industri Bandung.

Tidak terbatas itu, melalui peran perekayasaan dan alih teknologi pada tahun ini BPPT telah berhasil mengembangkan SPKLU tipe fast AC 22 kW untuk kendaraan listrik roda-4 dengan colokan (plug charger) AC type 2, dan SPKLU untuk kendaraan listrik roda-2 dengan plug charger Chogori/Jnicon yang digunakan untuk sepeda motor listrik Gesits, serta Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) berkapasitas 12 loker baterai Gesits, di mana ketiganya memiliki nilai Total Komponen Dalam Negeri (TKDN) lebih kurang 40%.

Selain itu, peran BPPT dalam intermediasi teknologi telah berhasil menjalin kerja sama dengan beberapa mitra industri di antaranya PT LEN Industri, PT Wijaya Karya Industri Manufaktur (WIMA), dan PT Wiksa Daya Pratama dalam mengembangkan industri SPKLU dan SPBKLU.

Sebagai produk industri percontohan, BPPT telah menghilirisasi purwarupa SPKLU tipe fast AC 22 kW dan SPKL tipe AC Home Charger 7 kW untuk kendaraan roda-4 ke PT LEN Industri, serta purwarupa SPKLU tipe fast untuk kendaraan roda-2 multiple outlet ke PT Wiksa Daya Pratama Surabaya.

Akhir tahun ini BPPT rencananya akan menghasilkan purwarupa SPKLU tipe kombinasi rapid DC 50 kW dan fast AC 22 kW untuk kendaraan roda-4 dengan tiga plug charger sekaligus yakni CCS 2 Combo dan CHAdeMO untuk DC charging dan AC Type 2 untuk AC charging, dengan harapan dapat segera dihilirasi oleh PT LEN Industri pada tahun depan.

Upaya BPPT dalam pengembangan SPKLU tidak hanya melalui aspek hardware saja, namun juga pada sisi software-nya. BPPT melakukan pengembangan charging station management system (CSMS) yang telah dimulai sejak tahun lalu dan masih terus berlangsung hingga saat ini. Sistem ini diproyeksikan mampu memonitor seluruh fasilitas SPKLU yang telah dibangun dan dikerjasamakan dengan pihak mitra.

Related Posts